Menuju Indonesia Emas 2045: Peran Bandara Internasional Dhoho Kediri dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Kawasan ” Catatan Budi Santoso – Litbang & Riset Serulingmedia.com “

Kediri I serulingmedia.com – BANGGA. Itulah kata yang patut disampaikan ketika melihat keberadaan Bandara Internasional Dhoho Kediri. Mengapa begitu? Karena bandara ini bukan hanya milik satu daerah, melainkan tujuh daerah yaitu kabupaten Kediri, kota Kediri, kabupaten Tulungagung, kabupaten Blitar, kabupaten Trenggalek, kabupaten Jombang dan kabupaten Nganjuk membentuk DHOHO RAYA.
Suksesnya PT GUDANG GARAM dalam membangun bandara ini menjadi tonggak bersejarah, mengingat bandara besar pertama yang dibangun oleh swasta dengan biaya besar di tengah degradasi bandara internasional lainnya menjadi domestik.
Keyakinan saya terletak pada strategisnya lokasi Bandara Dhoho Kediri dan pendekatan makro bisnis dalam pengembangan wilayah. Bukan sekadar sebagai fasilitas transportasi, tetapi sebagai pendorong pertumbuhan bisnis di Kawasan Dhoho Raya dengan mengakselerasi perkembangan industri bersih dan agroindustri.
Mengubah Dhoho Raya menjadi Kawasan Bisnis Internasional bukanlah mimpi belaka. Namun, membutuhkan satu visi dari tujuh kepala daerah beserta swasta, penyusunan master plan, persiapan lahan, peningkatan SDM, dan pemberdayaan masyarakat bisnis yang terintegrasi. Program ini bukan mimpi, melainkan sebuah keniscayaan yang dapat terwujud. Untuk mewujudkan visi ini, beberapa langkah strategis perlu diambil.
Pertama, diperlukan “SATU VISI Dhoho Raya” yang didorong oleh kolaborasi antara tujuh kepala daerah dengan sektor swasta. Kolaborasi ini akan menjadi pendorong utama dalam mempercepat pertumbuhan industri di wilayah tersebut.
Lokasi Bandara Dhoho Kediri yang terletak di wilayah yang dikelilingi oleh tujuh daerah memberikan keuntungan strategis. Kolaborasi antara tujuh kepala daerah dan sektor swasta menjanjikan sinergi yang kuat dalam pengembangan wilayah tersebut.
Langkah kedua adalah penyusunan Master Plan Kawasan Bisnis Dhoho Raya yang meliputi Eco Industrial Park, Kawasan Agroindustri, dan pembangunan Kota Baru. Master plan ini menjadi landasan strategis dalam mengarahkan pengembangan wilayah secara terintegrasi.
Penyusunan master plan yang terintegrasi antara semua pemangku kepentingan menjadi kunci keberhasilan. Hal ini melibatkan pemetaan lahan, peningkatan infrastruktur, pengembangan SDM, dan pemberdayaan masyarakat secara holistik.
Ketiga, persiapan lahan seluas 1.000 hektar untuk Eco Industrial Park dan Kawasan Agroindustri serta penyediaan fasilitas pergudangan dan Dry Port (pelabuhan kering) sangat penting. Infrastruktur yang memadai akan mendukung kelancaran aktivitas bisnis di wilayah tersebut.
Transformasi Dhoho Raya menjadi Kawasan Bisnis Internasional menawarkan peluang untuk diversifikasi ekonomi. Pengembangan industri bersih dan agroindustri dapat mengurangi ketergantungan pada sektor tertentu dan meningkatkan ketahanan ekonomi wilayah.
Peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) menjadi langkah keempat yang tak bisa diabaikan. Dengan membangun Politeknik Bisnis/Industri dan Lembaga Skill Training, akan tercipta SDM yang siap bersaing di pasar global.
Terakhir, pemberdayaan masyarakat bisnis yang terintegrasi dengan pelaku industri/agroindustri perlu ditekankan. Kolaborasi yang kuat antara sektor bisnis dan masyarakat akan menjadi pendorong utama dalam mencapai tujuan sebagai Kawasan Bisnis Internasional.
Keterlibatan PT Gudang Garam dalam proyek ini menunjukkan potensi investasi swasta yang besar. Namun, penting untuk memastikan bahwa keuntungan dari proyek ini didistribusikan secara adil dan berkelanjutan kepada masyarakat setempat.
Tantangan dan Risiko
Meskipun terdapat potensi yang besar, terdapat pula tantangan yang perlu diatasi. Diantaranya adalah masalah regulasi, pembiayaan proyek, pengelolaan lingkungan, serta pemberdayaan masyarakat lokal agar dapat merasakan manfaat dari pembangunan ini.
Kendala Kepemimpinan dan Koordinasi
Menjaga konsistensi dan kesinambungan dalam kolaborasi antara tujuh kepala daerah serta swasta akan menjadi kunci. Dibutuhkan kepemimpinan yang kuat dan koordinasi yang efektif untuk memastikan visi bersama tercapai.
Dengan langkah-langkah ini, Dhoho Raya memiliki potensi besar untuk menjadi pusat bisnis yang berpengaruh di tingkat internasional. Melalui komitmen dan kerjasama yang kokoh, mimpi ini dapat menjadi kenyataan yang memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.
Selamat dan sukses untuk PT GUDANG GARAM, Pemerintah Daerah, dan Masyarakat Dhoho Raya. Mari tinggalkan kebahagiaan dan kebanggaan semu, dan bersemangatlah menuju Dhoho Kawasan Bisnis Internasional, serta menuju Indonesia Emas 2045 untuk masa depan generasi kita.
Penulis: Ir. Budi Santoso MS – Litbang dan Riset Serulingmedia.com (Mantan Kepala Bapeda Kediri, Pasuruan, dan Batu)