Macan Tutul, si Raja Hutan “Kehilangan Mahkotanya”

Screenshot_2025-10-12-15-42-46-850_com.android.chrome-edit

Oleh : Ir Tossie Budi Santoso MS *

Batu | Serulingmedia. Com -Siang itu terik panas matahari di lereng Gunung Arjuno, nampak Sang Raja Hutan, Macan Tutul duduk termenung tanpa ajudan, tanpa rakyat, yakni para hewan penghuni hutan tidak nampak terlihat, hanya seekor kancil kurus duduk termenung dibawah pohon yang gersang.

Sang Raja hutan bergumam kemana semua rakyatku ? dan mengapa istanaku tampak semakin gersang.

Bathin Sang Raja gelisah dan galau sambil melepas mahkota, aku sudah bukan lagi raja hutan, wilayahku istanaku telah dijarah manusia !
(Selamatkan Hutan, Flora dan Fauna Kota Batu)

Investasi dan “Penciptaan Lapangan Kerja”

Kurun waktu 24 tahun, sejak Kota Batu menjadi Daerah Otonom (UU No 11 Tahun 2001) pembangunan di Kota Batu maju pesat, meski sempat terhambat Pendemi Covid 19, kondisi ekonomi Kota Batu relatif masih sangat baik, hal ini dapat dilihat dari data BPS Kota Batu.

PDRB pada Th 2024 sebesar Rp 22,154 Trilyun, nilai ini relatif besar untuk kota kecil dengan penduduk sekitar 223 ribu jiwa, dan angka pertumbuhan ekonomi Kota Batu menunjukan angka relatif tinggi, pada :
Th. 2022 sebesar 6,18 persen
Th. 2023 sebesar 6,19 persen
Th. 2024 sebesar 5,04 persen.

Pertumbuhan ekonomi diatas sangat dipengaruhi masuknya investasi ke Kota Batu, data dari BKPMD investasi yang masuk 3 tahun terakhir, sebagai berikut :
Th. 2022 Rp 793,746 Milyar
Th. 2023 Rp 1,531 Trilyun
Th. 2024 Rp 851,993 Milyar

Perkembangan investasi pada Th. 2025 era pemerintahan baru, program 100 hari kerja Walikota Nurochman-Heli pada Triwulan II investasi masuk mencapai Rp 1,628 Trilyun, prestasi luar biasa disaat ekonomi nasional sedang lesu dan maraknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di berbagai daerah di Indonesia.

Keberhasilan menarik investasi di Kota Batu akan memberikan dampak positif, antara lain :
Pertama, pertumbuhan ekonomi Kota Batu Th 2025 diprediksi akan meningkat tinggi.
Kedua, membuka peluang kerja bagi masyarakat Kota Batu dan diharapkan mampu mengurangi pengangguran.
Ketiga, diharapkan investor berkolaborasi dengan UMKM.

“KOLABORASI” Investor dengan pelaku UMKM

Investor yang masuk Kota Batu diharapkan membangun kerja sama yang intens dengan pelaku UMKM yang ada, pentingnya kolaborasi ini untuk membangun Ekosistem Bisnis yang saling menguntungkan dan saling melindungi, sehingga tercipta kekuatan ekonomi yang tangguh adil dan berkelanjutan di Kota Batu.

Kemitraan ini dapat terwujud melalui peran Pemerintah Kota Batu untuk menjembatani kerja sama antara investor dengan UMKM dalam bentuk regulasi dan fasilitasi.

“Trade Off” Sukses Investasi dengan Degradasi Lingkungan

Investasi Triwulan II Th 2025 data dari BKPMD Kota Batu sebesar Rp 1,628 Trilyun (angka pembulatan) terbagi :
1) PMA Rp 147 Milyar
2) PMDN Rp 1.481 Milyar

Jika dirinci Investasi PMDN diperuntukan :
~ Pariwisata Rp 820,186 Milyar
(55,40 %)
~ Konstruksi Rp 295,928 Milyar
(20,00 %)
~ Kesehatan Rp 157,790 Milyar
(10,65 %)
~ Peternakan Rp 95,526 Milyar
(6,40 %)
~ Pertanian Rp 54,800 Milyar
(3,70 %)
~ Perdagangan Rp 44,816 Milyar
(3,00 %)
~ Lain-lain Rp 12.423 Milyar
(0,85 %)

Dari data diatas menunjukkan
sektor pariwisata dan konstruksi 75 persen dari total investasi. Artinya Kota Batu memiliki daya tarik di sektor ini sejak 15 tahun terakhir, namun menjadikan kondisi pilihan (untung/rugi) “Trade Off” antara memacu pertumbuhan ekonomi melalui sektor wisata dan konstruksi tetapi berdampak pada alih fungsi lahan yang memicu degradasi lingkungan.

Beberapa catatan kejadian bencana alam pada lima (5) tahun terakhir yang menerpa Kota Batu. seperti banjir bandang, angin puting beliung, vila ambruk dan meningkatnya erosi~sedimentasi pada Sungai Brantas.

Disisi lain, sukses pembangunan pariwisata diikuti meningkatnya jumlah penduduk di Kota Batu. Pada Th 2001 awal menjadi Daerah Otonom jumlah penduduk sekitar 156.681 jiwa dan pada Th 2024 data BPS menjadi 223.504 jiwa bertambah 66.823 jiwa.

Implikasi dari fakta tersebut kebutuhan ruang untuk permukiman meningkat, diikuti dengan meningkatnya produksi sampah/limbah domestik, serta gangguan lalu lintas kemacetan akibat banyaknya kendaraan yang masuk Kota Batu, dampak dari persoalan ini menurunkan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH), pada Th 2023 IKLH Kota Batu di urutan 7 nasional dan pada Th 2024 menurun menjadi urutan 131 nasional (early warning)

Pengendalian Tata Ruang Kota Batu yang “Progresif dan Tegas”

Kota yang maju, sukses dan berkembang pesat, pasti membutuhkan ruang,dengan keseimbangan ekosistem kota wajib dipenuhi, agar tercipta lingkungan kota yang sehat, asri dan nyaman.

Dalam pelaksanaan pengendalian tata kota (RTRW/RDTR) Pemerintah Kota Batu harus dilakukan dengan TEGAS !
(Naskah seri selanjutnya)

Sisakan Ruang untuk Anak Cucu kita, dan untuk Macan Tutul serta keluarga hutan lainnya.

Selamat Ulang Tahun Kota Batu (Wo Ai Ni)

(Ir Tossie Budi Santoso MS *mantan Ka Bappeda Kab Kediri, Kota Pasuruan, dan Kota Batu)