Menghidupkan Kembali Kejayaan Apel Kota Batu: Urgensi Apple Day di Era Modern. Catatan : Ir. Budi Tosi Santoso MS

Batu | Serulingmedia.com – Pada tahun 2015, ketika saya bekerja di Dinas Pertanian Kota Batu, saya dihadapkan pada berbagai persoalan pertanian. Harga tomat yang turun, harga cabai yang naik, dan kesuburan tanah yang menurun karena penggunaan pupuk kimia yang berlebihan adalah beberapa dari banyak masalah yang dihadapi.
Namun, yang paling memprihatinkan adalah berkurangnya luas lahan apel, menurunnya produktivitas apel, dan turunnya harga apel. Hal ini sangat disayangkan karena apel adalah ikon Kota Batu.
Kota Batu dikenal sebagai Kota Apel, namun ikon ini belum sepenuhnya membudaya dan tidak banyak yang mengenalnya. Oleh karena itu, diperlukan sebuah program dukungan untuk membangkitkan kembali eksistensi buah apel sebagai ikon Kota Batu dan memperkenalkannya lebih luas.
Setelah berdiskusi dengan Eddy Rumpoko, Walikota Batu saat itu, kami memutuskan untuk mewujudkan program dukungan tersebut dalam bentuk kegiatan tahunan “Apple Day.”
Apple Day menjadi momentum untuk menggerakkan semua pemangku kepentingan yang terkait dengan buah apel, termasuk petani, pedagang, produsen olahan apel, lembaga penelitian Balijestro, dan kepala desa.
Fokus kegiatan ini adalah diskusi untuk mencari solusi, lomba produk olahan apel, karnaval bernuansa buah apel, lomba anak-anak menggambar apel, dan hiburan. Lokasi acara diadakan di Coban Talun, Desa Tulungrejo.
Apple Day pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 8 Agustus 2015, yang bertepatan dengan hari ulang tahun almarhum Bapak Walikota Eddy Rumpoko.
Suasana semakin meriah dengan semangat yang penuh untuk mengembalikan kejayaan apel Kota Batu.
Namun, kemana Apple Day sekarang? Mengapa tidak ada lagi peringatan serupa? Apakah kepedulian kita terhadap produk hortikultura yang mengangkat nama Batu hingga ke tingkat internasional telah memudar? Ataukah ini disebabkan oleh pergantian rezim?
Ketiadaan peringatan Apple Day dalam beberapa tahun terakhir mungkin mencerminkan kurangnya perhatian dan dukungan terhadap produk hortikultura lokal.
Sebagai salah satu komoditas unggulan, apel Kota Batu seharusnya terus mendapatkan perhatian khusus. Program seperti Apple Day sangat penting untuk memperkuat identitas Kota Batu sebagai Kota Apel dan mempromosikan produk lokal ke pasar yang lebih luas, termasuk pasar internasional.
Harapan kami, agenda ini dapat dihidupkan kembali oleh walikota terpilih yang akan datang. Apple Day bukan hanya sekedar program dukungan untuk mengembalikan kejayaan buah apel di Kota Batu, tetapi juga untuk mengembalikan ikon Kota Batu dan memperkenalkannya kepada masyarakat luas.
Mari ! kita bersama-sama menjaga dan mempromosikan produk hortikultura yang telah mengangkat nama Kota Batu. Semoga dengan semangat yang baru, kita dapat menghidupkan kembali kejayaan apel Kota Batu.*