Game Dev Malang Gelar Global Game Jam 2025, Hadirkan Inklusi dalam Industri Game

Malang | Serulingmedia.com – Game Dev Malang sukses menggelar Global Game Jam (GGJ) Malang 2025, ajang kreativitas dan kolaborasi bagi para pengembang game.
Acara ini tidak hanya menjadi wadah inovasi, tetapi juga membuktikan bahwa industri game adalah ruang yang inklusif bagi semua kalangan. Dari 159 peserta yang terdaftar, kehadiran seorang peserta tunarungu menjadi sorotan utama, menunjukkan bahwa keterbatasan fisik bukanlah halangan untuk berkarya.
Merajut Kreativitas Tanpa Batas
Menurut rilis Humas Game Dev Malang, GGJ Malang 2025 berlangsung pada 23–26 Januari dan menarik perhatian berbagai kalangan, mulai dari siswa SMP hingga peserta internasional dari Arab Saudi.
Kehadiran peserta tunarungu menjadi bukti nyata bahwa inklusivitas semakin diutamakan dalam industri kreatif, khususnya dalam pengembangan game.
Peserta tunarungu tersebut bergabung dalam tim dan turut menciptakan game bertema Bubble. Meskipun menghadapi tantangan komunikasi, ia mampu menyampaikan ide dan bekerja sama dengan rekan-rekan setimnya.
“Saya senang sekali bisa ikut serta di Global Game Jam ini. Walaupun ada keterbatasan, tim saya sangat mendukung, dan kami berhasil bekerja sama dengan baik,” ujar peserta tunarungu tersebut melalui penerjemah bahasa isyarat yang disediakan panitia.
Sebagai penyelenggara, Game Dev Malang menyediakan fasilitas pendukung bagi peserta berkebutuhan khusus, seperti penerjemah bahasa isyarat dan lingkungan yang ramah inklusi. Hal ini sejalan dengan visi mereka dalam membangun komunitas game yang terbuka bagi siapa saja.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap orang, tanpa memandang latar belakang atau kondisi mereka, bisa merasakan pengalaman dan manfaat dari acara ini. Kreativitas tidak memiliki batas, dan kami bangga menjadi bagian dari perjalanan luar biasa ini,” kata Arif Bawono Surya, penanggung jawab GGJ Malang 2025.
Dukungan dan Kesuksesan Acara
GGJ Malang 2025 tidak hanya memberikan ruang bagi inovasi, tetapi juga memperkuat jaringan industri game di Indonesia. Acara ini didukung oleh berbagai pihak, termasuk Lenovo, Agate Academy, Indigo, serta studio lokal seperti Satriver Studio dan Roukie Studio.
Hadirnya pembicara seperti Collin Agata dari Google Asia Pacific dan Shafiq Husein, Presiden Asosiasi Game Indonesia, semakin memperkuat visi inklusif dalam acara ini. Kesuksesan penyelenggaraan GGJ Malang 2025 menjadi bukti bahwa dengan dukungan yang tepat, setiap orang memiliki potensi besar untuk menciptakan sesuatu yang luar biasa.
Dengan semangat inklusivitas yang terus digaungkan, GGJ Malang 2025 memberikan inspirasi bagi komunitas game untuk terus membuka ruang bagi semua kalangan, membangun ekosistem industri yang lebih ramah, dan menghapus batasan dalam berkarya.(Eno).