Manahayu Jadi Pusat Edukasi Lintas Bangsa di Lereng Arjuno

Batu | Serulingmedia.com – Manahayu Resort and Farm, aset milik Pemerintah Desa Giripurno yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), kini menjelma menjadi pusat pembelajaran lintas bangsa.
Berlokasi di lereng Gunung Arjuno, tempat ini bukan hanya menawarkan penginapan dengan nuansa alam, tetapi juga menjadi ruang edukasi dan pertukaran budaya internasional.
Sejak tahun 2024, Manahayu menjalin kerja sama dengan organisasi pendidikan Art for Basic of Education Teacher (ABET), menggandeng Universiti Putra Malaysia dan Universitas Negeri Malang.
Kerja sama ini mengirimkan mahasiswa dari dua negara untuk belajar langsung di Desa Giripurno.
“Rata-rata mereka tinggal 10 hari di Manahayu,” ujar Munir Andriono, Sekretaris Desa Giripurno, saat ditemui Rabu (4/6/2025).
Setiap tahun, rombongan mahasiswa datang dalam kloter berjumlah 40 orang, didampingi oleh tenaga pendamping.
Mereka mempelajari berbagai hal, mulai dari budaya pertanian, kriya kain, hingga pemanfaatan dan pengelolaan bentang alam di wilayah pedesaan.
Manahayu sendiri berdiri di atas lahan seluas 12.000 meter persegi, dengan pembagian area penginapan dan warung (2.800 m²), lahan SD Giripurno 3 (2.800 m²), serta lahan pertanian. Fasilitas penginapan terdiri dari 9 kamar, yakni 7 kamar single dan 2 kamar keluarga, dengan tarif berkisar Rp350.000–Rp450.000 per malam, termasuk voucher makan.
Kuliner menjadi daya tarik lain. Menu favorit di antaranya adalah nasi paru, nasi lodeh, dan nasi goreng tongkol, serta berbagai pilihan makanan tradisional lainnya.
Selain itu, pengunjung juga bisa menikmati suasana alam dengan pemandangan Gunung Putri Tidur dan Panderman, ditambah fasilitas karaoke dan sound system gratis.
Bangunan penginapan tetap mempertahankan gaya arsitektur Jawa tradisional, menambah kesan autentik bagi wisatawan maupun peserta program edukasi.
Berlokasi di Jalan Indrokilo RT 72 RW 11, Dusun Sumber Sari, Desa Giripurno, Manahayu tidak hanya menjadi tempat bermalam, tetapi juga contoh nyata bagaimana desa dapat berkembang lewat sinergi antara pendidikan, pariwisata, dan pelestarian budaya.
Dengan semangat gotong royong dan keterbukaan terhadap kolaborasi global, Manahayu menunjukkan bahwa desa pun mampu memainkan peran dalam panggung dunia. (Eno)