Penetapan Hari Peduli Bullying di Kota Batu: Langkah Proaktif Meningkatkan Kesadaran Masyarakat

Batu I serulingmedia.com – Dalam rangkaian kegiatan Car Free Day (CFD) di Jalan Sultan Agung, Pj. Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai, mencanangkan sebuah inisiatif penting dalam upaya memerangi bullying ditandai dengan penandatangan balih, Minggu ( 9/6/2024 )
Sebagai respon terhadap kasus bullying yang baru-baru ini terjadi di Kota Batu, Aries menetapkan tanggal 31 Mei sebagai “Hari Peduli Bullying” di kota tersebut. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai isu bullying yang masih menjadi masalah serius.
Dalam pernyataannya, Aries menegaskan penetapan hari ini bertujuan untuk mengingatkan semua pihak bahwa bullying pernah dan masih mungkin terjadi, sehingga diperlukan evaluasi dan perbaikan sistem untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
“Kita ingin menjadi efek pengingat bahwa bullying pernah terjadi. Jika masih terjadi, maka mungkin ada sistem yang perlu diperbaiki. Dua minggu yang lalu, kita bersedih karena bullying. Ini momen kita bersama untuk mengingatkan bahwa anak-anak kita harus kita jaga,” jelasnya.
Aries juga menekankan pentingnya mencintai sesama sebagai saudara dan menghindari pertengkaran. Dia mengajak masyarakat untuk berani melaporkan kasus bullying kepada orang tua dan guru tanpa rasa takut terhadap ancaman yang mungkin diterima.
“Kita canangkan hari ini sebagai peringatan untuk stop bullying. Jangan sampai ada lagi. Laporkan ke orang tua, guru, jangan takut dengan ancaman,” tegas Aries.
Kesadaran kolektif adalah kunci dalam menangani masalah bullying. Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia kota Batu, Fuad Dwi Yono, menggarisbawahi bahwa penanganan kasus bullying memerlukan partisipasi aktif dari semua pihak, termasuk orang tua, pemerintah, dan masyarakat.
“Jangan lagi ada kekerasan bullying maupun apapun yang terjadi, yang utama adalah kesadaran. Jadi orang tua, pemerintah, dan masyarakat harus saling peduli. Ini bukan hanya tanggung jawab satu-dua orang, tapi semuanya,” kata Fuad.
Fuad juga mengingatkan anak-anak yang menjadi korban bullying adalah generasi penerus yang akan memimpin Kota Batu di masa depan. Oleh karena itu, penting bagi seluruh elemen masyarakat untuk peduli dan bertindak dalam mengatasi masalah ini.
“Harapan kita bersama, ayo peduli terhadap anak-anak. Karena anak-anak ini nanti yang akan mewarisi dan memimpin kota Batu. Jadi seluruhnya di Kota Batu harus mengatasi masalah ini,” tambahnya.
Ketua Komnas Perlindung Anak Jawa Timur, Febri Kurniawan Pikulun, mengungkapkan tantangan yang dihadapi dalam menangani kasus bullying, merujuk pada insiden tragis di Lamongan di mana seorang siswa meninggal akibat didorong oleh temannya. Kasus ini menunjukkan betapa pentingnya perhatian serius dari pemerintah dan sekolah dalam menangani bullying.
“Di Lamongan itu ada kasus siswa meninggal di sekolah karena didorong temannya. Banyak sekali kasus-kasus seperti ini. Harapan saya dari Komnas adalah kita butuh pemerintahan yang lebih peduli terhadap kejadian kecil yang bagi mereka kecil, tapi bagi kami atau orang tua yang menitipkan anaknya di lingkungan pendidikan, ini sangat penting,” jelas Febri.
Febri juga menekankan bahwa tanggung jawab terhadap kasus bullying tidak hanya terletak pada anak yang melakukan perundungan, tetapi juga pada pihak sekolah yang mungkin lalai.
“Jika terjadi bullying di sekolah, bukan hanya anaknya yang dikenakan proses pidana tetapi juga ada kelalaian oleh pihak sekolah. Namun, tanggung jawab pidana terhadap sekolah ini masih belum ada aturannya,” ujarnya.
Penetapan tanggal 31 Mei sebagai Hari Peduli Bullying di Kota Batu diharapkan menjadi momentum penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya bullying. Aries Agung Paewai bersama berbagai pihak mengingatkan pentingnya peran orang tua, guru, lembaga masyarakat, dan pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang aman dan peduli pada anak-anak. Dengan langkah ini, Kota Batu menunjukkan komitmen untuk menciptakan generasi yang bebas dari bullying dan kekerasan serta membangun kesadaran kolektif untuk melindungi anak-anak sebagai penerus masa depan.
Hari Peduli Bullying ini tidak hanya menjadi simbol peringatan, tetapi juga sebagai dorongan untuk tindakan nyata dalam melawan bullying. Diharapkan, dengan adanya hari khusus ini, masyarakat Kota Batu semakin menyadari pentingnya menciptakan lingkungan yang mendukung dan aman bagi perkembangan anak-anak. Ini adalah langkah proaktif untuk memastikan bahwa generasi mendatang tumbuh dalam lingkungan yang bebas dari intimidasi dan kekerasan, menjadikan Kota Batu tempat yang lebih baik untuk semua warganya.( Eno ).